PERANAN SALURAN IRIGASI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Irigasi bagi tanaman padi berfungsi sebagai penyedia air yang cukup dan stabil untuk menjamin produksi padi. Luas tanah atau sawah di dalam daerah pengairan di bagi – bagi sedemikian rupa sehingga memudahkan pembagian airnya. Adapun cara pembagiannya tergantung pada tujuan pengairan itu dan kebutuhan air untuk pertanian. Air yang di salurkan kesawah melalui sistem jaringan yang terdiri atas saluran – saluran air dengan bangunan pengendali.
Kapasitas irigasi dalam kaitanya dengan ketersediaan air untuk tanaman padi dapat dikaji melalui permasalahan irigasi, dan faktor – faktor yang mempengaruhi terhadap pengelolaan air irigasi. Ketersediaan air irigasi untuk tanaman padi sawah banyak di pengaruhi oleh beberapa faktor kondisi tanah, jenis tanaman, iklim, topografi, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
Tanaman padi merupakan tanaman yang banyak membutuhkan air,khususnya pada saat tumbuh mereka harus selalu tergenangi air. Agar produktivitas padi dapat efektif dalam satu satuan luas lahan, maka dibutuhkan suplay air yang cukup melalui irigasi. Irigasi merupakan prasarana untuk meningkatkan produktifitas lahan dan meningkatkan intensitas panen pertahun. Tersedianya air irigasi yang cukup terkontrol merupakan input untuk meningkatkan produksi padi.

Mengingat begitu pentingnya irigasi maka kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan pengairan harus diikuti dengan perluasan jaringan irigasi. Pembangunan dan rehabilitas jaringan irigasi perlu ditingkatkan untuk memelihara tetap berfungsinya sumber air dan jaringan irigasi bagi pertanian. Dalam rangka usaha meningkatkan pembangunan di sektor pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan khususnya beras, salah satu upaya pemerintah Indonesia adalah menempatkan pembangunan di sektor irigasi.
Untuk mendukung penyediaan air di Kabupaten Sidenreng Rappang. maka pelestarian lingkungan menjadi salah satu program prioritas, terutama pada kawasan daerah aliran sungai (DAS). Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa didaerah ini, juga terdapat ribuan hektar lahan kritis serta banyaknya kerusakan hutan yang dapat mengancam kerusakan penyediaan air yang memadai untuk kebutuhan irigasi.
Pada umumnya padi di daerah ini ditanami dua kali setahun, dengan mengandalkan air irigasi dari Bendung, dan air hujan. Mengingat pentingnya saluran irigasi untuk pertanian maka dalam penelitian ini mengambil topik kajian tentang “Peranan Saluran Irigasi Bendung Bulotimoreng Dalam Mencukupi Kebutuhan Air Untuk Petak Sawah Tanaman Padi di Kecamatan Pancarijang Kabupaten Sidenreng rappang”.
Pengelolaan lingkungan hidup yang baik akan mendatangkan manfaat yang baik pula bagi masyarakat sekitarnya utamanya pada pemanfaatan air untuk irigasi teknis. Pembangunan irigasi teknis sangat besar peranannya dalam masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang yang terkenal dengan lumbung padinya, maka untuk mempertahankan prestasi tersebut maka pemerintah Kabupaten Sidrap mesti gencar melaksanakan pembangunan dalam bidang irigasi teknis khususnya pada Kecamatan Pancarijang dan Kabupaten Sidenreng Rappang pada Khususnya.
Perlu diketahui bahwa irigasi teknis yang ada sekarang itu hanya merupakan peninggalan Belanda yang kita ketahui sudah sejak lama. Jadi irigasi teknis dalam pemanfaatannya perlu perhatian yang cukup dari pemerintah daerah karena melihat usia dari bangunan teknis ini yang melebihi dari setengah abad otomatis bangunan-bangunan yang  ada sudah dimakan usia dan sudah ada perbaikan seperti saat ini perbaikan demi kelancaran pertanian yang merupaan lumbung pangan Nasional.
Pengelolaan Sumber Daya Air secara terpadu adalah suatu proses yang mengedepankan  pembangunan dan pengelolaan sumber daya terkait lainnya secara terkoordinasi dalam rangka memaksimalkan resultan ekonomi dan kesejahteraan sosial secara adil tanpa mengorbankan keberlanjutan ekosistem yang vital.
Prinsip-prinsip pengelolaan air secara terpadu ini dikembangkan sebagai respon pola pengelolaan sumber daya air yang diterapkan selama ini yang cenderung terpisah-pisah sehingga menimbulkan berbagai persoalan seperti banjir, intrusi air laut karena pengambilan air tanah yang berlebihan, pencemaran dan sebagainya.



B. Permasalahan
Irigasi merupakan prasarana untuk meningkatkan produktifitas persatuan lahan dan persatuan waktu (ha/tahun). Mengingat begitu pentingnyairigasi bagi tanaman padi maka perlu diadakan pengkajian tentang irigasi agarpersoalan – persoalan irigasi yang beragam dapat terselesaikan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu :
1.      Bagaimana Peranan saluran irigasi bendung bulotimoreng Untuk mencukupi kebutuhan tanaman padi petak sawah Di kecamatan pancarijang kabupaten sidrap?
2.      Faktor apa yang mendukung peranan saluran irigasi bendung bulotimoreng untuk mencukupi kebutuhan tanaman padi petak sawah di kecamatan pancarijang kabupaten sidrap ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui Peranan saluran irigasi bendung bulotimoreng Untuk mencukupi kebutuhan tanaman padi petak sawah Di kecamatan pancarijang kabupaten sidrap
2.      Untuk mengetahui Faktor apa yang mendukung peranan saluran irigasi bendung bulotimoreng untuk mencukupi kebutuhan tanaman padi petak sawah di kecamatan pancarijang kabupaten sidrap.
D.  Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.      Memberi masukan Kepada Dinas Pengairan dan Dinas Pertanian dalam pengelolaan saluran air irigasi yang lebih baik.
2.      Meningkatkan kerjasama antara Instansi dengan Perguruan Tinggi dalam hubungannya dengan proses belajar sesuai program studi yang akan dicapai.
  1. hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk pengembangan riset selanjutnya yang berhubungan dengan teoritis  tentang evaluasi pelaksanaan  Program pembangunan disektor PSDA.







BAB II
TIJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Irigasi
Irigasi adalah Upaya pemberian air dalam bentuk lengas (kelembaban) tanah sebanyak keperluan untuk tumbuh dan berkembang bagi tanaman (Najiyati : 2007). Pengertian lain dari irigasi adalah penambahan kekurangan kadar air tanah secara buatan yakni dengan memberikan air secara sistematis pada tanah yang diolah. Kebutuhan air irigasi untuk pertumbuhan tergantung pada banyaknya atau tingkat pemakaian dan efiensi jaringan irigasi yang ada Kartasaputra (2009: 45).
Jaringan irigasi merupakan prasarana irigasi yang terdiri atas bangunan dan saluran air beserta perlengkapnya. Sistem jaringan irigasi dapat dibedakan antara jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier. aringan irigasi utama meliputi bangunan – bangunan utama yang dilengkapi dengan saluran pembawa, saluran pembuang. dan banguanpengukur. Jaringan irigasi tersier merupakan jaringan irigasi di petaktersier, beserta bangunan pelengkap lainnya yang terdapat di petak tersier Kartasapoetra (2009: 30 – 31).
Berdasarkan letak dan fungsinya saluran irigasi teknis dibedakan menjadi :
1.      Saluran Primer (Saluran Induk) yaitu saluran yang langsung berhubungan dengan saluran bendungan yang fungsinya untuk menyalurkan air dari waduk ke saluran lebih kecil.
2.      Saluran Sekunder yaitu cabang dari saluran primer yang membagi saluran induk kedalam saluran yang lebih kecil (tersier).
3.      Saluran Tersier yaitu cabang dari saluran sekunder yang langsung berhubungan dengan lahan atau menyalurkan air ke saluran – saluran kwarter.
4.      Saluran kwarter yaitu cabang dari saluran tersier dan berhubungan langsung dengan lahan pertanian (Najiyati, 2007: 35 – 36).
Irigasi merupakan bangunan air yang berupa saluran dan berfungsimenyalurkan air dari Bendung ke petak secara periodik, guna mencukupi kebutuhan air bagi tanaman di petak sawah.
B. Peranan irigasi
Peranan irigasi dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman padidapat di ketahui melalui suatu kajian yang cermat pada masalah – masalahtentang irigasi, dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhipengelolaan kegiatan penyediaan dan pemberian air secara efektif danefisien. Peranan irigasi bagi suatu lahan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.      Menambah air ke dalam tanah untuk menyediakan cairan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
2.      Menyediakan jaminan panen pada musim kemarau yang pendek.
3.      Mendinginkan tanah dan atmosfer, sehingga menimbulkan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
4.      Mengurangi bahaya pembekuan.
5.      Mencuci atau mengurangi garam dalam tanah.
6.      Mengurangi bahaya erosi.
7.      Melunakan pembajakan dan pengumpalan tanah.
8.      Memperlambat pembentukan tunas dengan perbandingan karena penguapan (Hansen,2008: 4).
Berkaitan dengan perkembangan teknologi budidaya dan produksi
pangan, peranan irigasi berkembang menjadi :
1.       Penyedia air untuk tanaman dan dapat digunakan untuk mengatur kelembaban tanah.
2.      Membantu menyuburkan tanah melalui bahan – bahan pangan kandungan yang di bawa oleh air.
3.      Memungkinkan penggunaan obat – obatan dalam dosis.
4.      Menekan pertumbuhan gulma.
5.      Menekan perkembangan hama tertentu.
6.      Memudahkan pengeolahan tanah (Pasandaran, 1991: 141).
C. Debit saluran air irigasi
Adapun cara mengetahui banyaknya dan lamanya aliran air irigasi untuk tanaman padi. Kualitas saluran irigasi adalah sangat penting bagimemenuhi air di lahan persawahan. Saluran irigasi yang baik akan dapatmemenuhi kebutuhan air pada lahan persawahan. Kualitas saluran jugaberkaitan dengan material binaan pada saluran. Material yang banyak digunakan untuk lapisan pada saluran berupa beton, pasangan batu,pasangan bata, campuran tanah dan bentonite lempung alam denganpermeabilitas rendah dengan berbagai karet, plastik susunan aspal. Airirigasi yang masuk ke lahan pertanian dapat diketahui dengan caramenghitung kapasitas saluran irigasi atau debit air irigasi, dengan maksudagar pembagian air dalam suatu jaringan irigasi dapat dilaksanakan secaraadil dan merata sehingga air yang dibutuhkan dapat mencukupi
D. Tanaman padi
Tanaman padi sawah merupakan jenis tanaman yang terdapat ditanah persawahan yang menggunakan teknologi tinggi dengan kebutuhan airnya diperoleh dari air hujan ataupun dari air irigasi yang dialirkan kepetak – petak sawah (Kartasapoetra, 2009: 45 – 46). Maka dalam membudidayakan tanaman padi harus memperhatikan kebutuhan air, oleh karena itu tanaman padi sebagai tanaman penghasil beras telah lama dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat tanah air. Hal ini amat memungkinkan karena negara kita memiliki tanah yang subur dan keadaan iklim yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman padi.
Budidaya tanaman padi sudah dikenal orang sejak zaman dahulu hingga saat ini masih terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang semakin bertambah. Perlu diketahui bahwa lajupertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 2,32 per tahun, sehingga produktivitas pertanian khususnya padi masih sangat perlu ditingkatkan,untuk menjaga keseimbangan antara pertambahan penduduk dengan pengadaaan bahan pangan (Kanisius, 2010: 98). Untuk itulah perlu adanya irigasi bagi tanaman padi untuk meningkatkan produktivitas lahan dan meningkatkan intensitas panen pertahun. Air irigasi merupakan unsur vital dalam pemenuhan kebutuhan air untuk tanaman yang diperlukan secara efektif dengan penggunaan teknologi yang lebih baik sehingga dapat diperoleh hasil varietes unggul yang berdaya hasil tinggi dan berumur pendek.
E. Syarat tumbuh tanaman padi
Syarat dalam membudidayakan tanaman padi dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Kanisius (2010:34 – 39):
Tanaman padi dapat hidup dengan baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain, padi dapat hidup di daerah yang beriklim panas dan lembab. Pengertian iklim inimenyangkut beberapa unsur, antara lain:
a.       Curah hujan
Curah hujan merupakan penyediaan air secara alamiah. Curah hujan yang rendah di daerah agak basah, agak kering dan kering mempengaruhi ketersedian air. Oleh karena itu Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik merata 200 mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama empatbulan. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki pertahun sekitar 1500 –2000 mm. Curah hujan yang baik akan membawa dampak positif dalam perairan, sehingga genangan air yang diperlukan tanaman padi di sawah dapat tercukupi.


b.      Suhu udara
Suhu mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanamanpadi. Suhu yang panas merupakan temperatur yang sesuai dengan tanaman padi, misalnya di daerah tropika yang di lalui garis katulistiwa, seperti Indonesia. Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu 23 °C keatas, sedangkan di Indonesia pengaruh suhu tidak terasa sebab suhunya hampir konstan sepanjang tahun. Adapun salah satu pengaruh suhu terhadap tanaman padi, yaitu dapat menyebabkan kehampaan biji padi.
c.       Penyinaran matahari
Sebagian radiasi gelombang pendek matahari akan di ubah menjadi energi panas di dalam tanaman, air dan tanah. Energi panas tersebut akan menghangatkan udara di sekitar. Panas yang di pakai untuk menghangatkan partikel – partikel berbagai material di udara tanpa mengubah bentuk partikel tersebut di namakan panas – tampak. Tenaga mekanik ini akan menyebabkan perputaran udara dan uap air di atas permukaan tanah. Keadaan ini akan menyebabkan udara di atas permukaan tanah jenuh dan dengan demikian, mempertahankan tekanan uap air yang tinggi pada permukaan. Ketersediaan air melibatkan tidak saja jumlah air yang ada, tapi juga persediaan air yang siap untuk terjadinya evaporasi.
d.      Kelembaban
Kemampuan udara untuk menampung uap air adalah berbeda –beda menurut suhu. Menggingat makin tinggi suhu udara, makin banyak uap yang dapat ditampung, maka kekeringan dan kebasahan udara tidak dapat ditentukan oleh kelembaban mutlak saja. Kelembaban mutlak adalah massa uap yang terdapat dalam 1 m3 udara atau kerapatan uap. Variasi harian dari kelembaban adalah bertentangan dengan variasi suhu. Waktupagi sekali dimana suhunya paling rendah, kelembabannya paling tinggidan menjadi pali rendah pada waktu suhunya tinggi. Dalam arah verticalbaik siang maupun malam kelembaban itu umumnya lebih rendah sesuai dengan elevasi.
e.       Kecepatan Angin
Yang disebut arah mata angin adalah arah dari mana angin bertiup. Untuk penunjuk angina ini digunakan lingkaran arah angin dan pencatatangin. Untuk penunjuk arah mata angin biasanya digunakan sebuah panah dengan pelat pengarah. Arah panah ini dihubungkan ke lingkaran arah angin sehingga pergerakan arah angin dapat segera diikuti. Angin mempunyai pengaruh yang sangat besar pada proses penyerbukan dan pembuahan tanaman padi. Pengaruh ini sangat menguntungkan bagitanaman padi, karena waktu penyerbukan memerlukan angin sebagai perantaranya.
f.       Tahapan pemberian air pada tanaman padi.
Kebutuhan air sangat diperlukan tanaman padi sawah untukpertumbuhan. Adapun macam – macam kebutuhan air di lahan sawah tanaman padi yaitu :
Fungsi air bagi tanaman bermacam – macam :
1)      Untuk proses fotosintesis tanaman membutuhkan air, udara dan sinar matahari.
2)      Air berfungsi membawa karbohidrat dan mineral kebagian – bagian tanaman sebagai cadangan makanan.
3)      Penguapan air berguna untuk kestabilan suhu di sekitar tanaman, pori – pori daun akan tertutup apabila kadar air kedalam daun terlalu kecil.
4)      Air yang cukup diserap oleh tanaman padi sebagian besar hilang lewat penguapan
Adapun tahapan – tahapan fase pertumbuhan tanaman padi sebagai berikut :
1. Penyiapan lahan
Sebelum di mulai penanam padi fase yang sangat penting adalah fase penyiapan lahan, untuk lahan sawah irigasi persiapan diawali dengan pembajakan. Pembajakan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat traktor tangan atau dengan hewan ternak (sapi dan kerbau) dan cangkul tangan dengan tenaga manusia. Dengan pembajakan ini tanah dipecah menjadi menjadi gumpalan besar. Pembajakan tanah juga bertujuan agar distribusi air menjadi lebih merata karena bongkahan – bongkahan tanah akan mampu menjadi penahan air yang sangat bermanfaat dalam proses pelunakan tanah dan dekomposisi bahan organik oleh jasad renik. Di samping untuk melumpurkan tanah proses ini juga bermanfaat untuk mengancurkan atau mencampur gulma dengan tanah sehingga proses dekomposisi berjalan lebih sempurna. Pembajakan dilakukan pada awal musim, hasil pembajakan dibiarkan 2 – 3 hari agar proses pelumpuran berjalan dengan baik. Dengan cara ini bahan organik yang berasal baik dari sisa – sisa tanaman sebelumnya maupun biomas rumput akan berdekomposisi dengan sempurna dan kan dimanfaatkan oleh tanaman padi berikutnya sebagai tambahan sumber makanan.
2. Penggenangan lahan
Pada waktu melakukan penggenangan lahan air harus cukup agar supaya struktur tanah menjadi lumpur baik. Sering tanah dibajak 2 kali, Jika demikian, maka sesudah membajak pertama tanah di gemplang selama 1 minggu. Ketika digemplang, air tidak boleh terlalu banyak. Bongkahan – bongkahan tanah yang timbul ketika dibajak hendaknya masih selalu di atas air, hingga dapat sinar matahari langsung. Pada mulanya penggenangan lahan dibiarkan selama 2 – 3 hari, agar akar tanaman padi dapat mudah melekat pada tanah, penggenangan lahan pada petak sawah tidak selalu sama setiap saat.
3. Penanaman
Setelah tanah selesai dikerjakan dan struktur lumpur yang baik, maka tibalah saat penanaman. Jika ditanam tidak teratur atau didalam barisan dengan menggunakan tali penglurus, maka sawah yang akan ditanami digenangi air setinggi kurang lebih 5 cm. Tetapi jika barisan – barisan di buat dengan alat penggurat tanah, waktu garis – garis di buat dan selama menanam tanah agak dikeringkan, artinya tidak boleh tergenangi air. Selesai di tanam, air tetap banyaknya atau kalau bertanam dengan alat penggurat air ditambah hingga kira – kira 5 cm tingginya. Kira kira 10 – 15 hari setelah padi ditanam, air beransur – ansur ditambah sampai tinggi 20 – 25 cm pada saat bunting.
4. Pertumbuhan
Untuk pertumbuhan padi diperlukan waktu 30 hari dan pada masa pertumbuhan tanaman padi memerlukan makanan (hara) untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara yang terkandung pada setiap bahan untuk melengkapi unsur hara yang ada pada tanah yang diperlukan tanaman. Tujuan dari pemupukan ialah untuk mencukupi kebutuhan makanan. Agar padi dapat berproduksi sesuai dengan potensi genetiknya, di butuhakan lingkungan yang optimal bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik. Faktor lingkungan tersebut antara lain sumber makanan, air, suhu, kelembaban, sinar matahari, populasi tanaman persataun luas serta keadaan hama dan penyakit Agar faktor lingkungan ini baik maka dilakukan pemupukan atau pemberian kebutuahan tanaman akan nitrogen, fosfor dan kalium harus cukup dengan baik, pengaturan air, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit.
5. Bunting atau berisi (menguning)
Pada umumnya penentuan saat panen buah padi konsumsi berbeda dengan saat panen untu kebutuhan benih. Hal ini berkaitan dengan kondisi embrio yang ada dalam buah padi. Padi untuk benih memerlukan kesempurnaan dalam pembentukan embrio, sebab embrio harus hidup dan siap untuk berkecambah. Tetapi sebaliknya sawah dikeringkan jika bunga mulai membuka air diberikan banyak lagi. Setelah padi menguning yaitu kira – kira 14 hari sebelum dipotong, sawah dikeringkan.
6. Masa tua menjelang panen
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan pada saat panen, diantara lain variates padi, keadaan iklim termasuk di dalamnya musim, pemeliharaan tanaman. Pembungaan padi yang tidak serem harus terdapat lubang pemasukan dan lubang pembuangan air yang letaknya berseberangan, agar air yang diperlukan oleh tanaman dapat merata di seluruh lahan.
Air mengalir membawa lumpur dan kotoran yang diendapkan pada petak sawah. Kotoran yang mengendap dapat digunakan sebagai pupuk dan lumpur sangat baik untuk tanaman padi sawah.
Genangan air pada ketinggian yang diinginkan dapat membantu pertumbuhan tanaman padi yang merata pada petak sawah.
Aliran air di dalam petak sawah melalui kedua lubang/pemasukan dan pembuangan harus bisa menunjang pertukaran udara di dalam air, sehingga dapat dipakai untuk pernafasan akar – akar tanaman.
Faktor yang berpengaruh terhadap jumlah air pada petak sawah, adalah hujan efektif dan infiltrasi
1.      Hujan efektif
Adalah curah hujan yang jatuh selama masa tumbuh yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air konsumtif tanaman.
2.      Infiltrasi
Infiltrasi adalah perjalanan air masuk kedalam tanah sebagai akibat gaya kapiler ( gerakan air ke arah lateral ) dan garvitasi ( gerakan air ke arah vertikal ). Setelah keadaan jenuh pada lapisan tanah bagian atas terlampaui, sebagian dari air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi. Laju maksiamal gerakan air masuk ke dalam tanah dinamakan kapasitas infiltrasi, Kapasitas infiltrasi terjadi ketika intensitas hujan melebihi kemampuan tanah dalam menyerap kelembaban tanah. Sebaliknya, apabila intensitas hujan lebih kecil dari pada kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan laju curah hujan. Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan curah hujan yaitu milimeter per jam ( mm/jam ).
Air infiltrasi yang tidak kembali lagi ke atmosfer melalui proses evoptranspirasi akan menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir ke sungai di sekitarnya. Meningkatnya kecepatan dan luas wilayah infiltrasi dapat memperbesar debit aliran selama musim kemarau yang penting untuk memasok kebutuhan air pada saat kritis tersebut, untuk pergenceran kadar pencemaran air sungai dan berbagai keperluan lainnya(Akhmad : 2010 ; 213 ).
Untuk menentukan kapasitas infiltrometer dapat menggunakan Double ring infiltrometer. Double ring Infiltrometer merupakan suatu alat tabung baja silinder pendek berdiameter besar (atau suatu batas kedap lainnya) yang mengitari suatu daerah dalam tanah. Double ring Infiltrometerterdiri dari dua cicin konsentrik yang ditekan kedalam  permukaan tanah. Karena kedua cincin tersebut menggenangi, maka disebut double ring infiltrometer tipe genangan serta terus menerus untuk mempertahankan tinggi yang konstan.
Saat ini, air tanah sebagai sumber utama pemenuhan kebutuhan air bersih di kota kondisinya semakin mengakhawatirkan. Fenomena yang belakangan muncul dan senantiasa menjadi berita hangat di berbagai media, seperti kelebihan air (too much) yang menimbulkan banjir di musim penghujan dan kekurangan air (too little) di musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan, tampaknya sangat terkait dengan keberadaan air tanah di kota. Fenomena hidrologi tersebut mengindikasikan bahwa keseimbangan air (water balance) di perkotaan telah mulai mengalami gangguan. Dalam hal ini, adanya peristiwa banjir sebenarnya menunjukkan bahwa sebagian besar air hujan yang jatuh telah menjadi aliran permukaan (overland flow), dan hanya sebagain kecil saja yang tertahan dan meresap ke dalam tanah. Air hujan yang semestinya lebih banyak tertahan dan meresap ke dalam tanah, kenyataannya justru berubah menjadi aliran permukaan. Proporsi air hujan yang menjadi limpasan permukaan sudah semakin jauh melampaui batasan limpasan ideal pada lahan alami yang sebesar 10%; demikian juga proporsi air hujan yang meresap ke dalam tanah semakin jauh di bawah resapan lahan alami yang sebesar 50% (Duluth Stream, 2004). Kondisi seperti ini pada gilirannya mengakibatkan penurunan jumlah cadangan air tanah di kota.
Penurunan cadangan air tanah dapat mengganggu keseimbangan air tanah di kota. Hal itu disebabkan eksploitasi air tanah di kota yang kurang memperhatikan keseimbangan antara jumlah pengambilan dan pengisian kembali, dapat mengakibatkan berkurangnya cadangan air tanah di kota, yang ditunjukkan oleh semakin menurunnya tinggi muka air tanah. Menurut Todd (2007) kondisi yang merusak keseimbangan air tanah yaitu: (1) menurunnya umpan air ke dalam tanah sebagai akibat penutupan permukaan tanah dan pembuangan air hujan berlebihan melalui saluran drainase, dan (2) meningkatnya debit eksploitasi air tanah yang dilakukan dengan sumur pompa. Sebagai contoh, akibat pengambilan air tanah yang berlebihan maka permukaan air tanah di Kota Jakarta mengalami penurunan sebesar 1,5—3,34 meter, Kota Bandung mengalami penurunan 1—2 meter, dan Kota Yogyakarta dalam kurun waktu 25 tahun terakhir mengalami penurunan sampai 6 meter (Suripin, 2002). Fenomena seperti ini terjadi hampir di semua kota di Indonesia terutama yang telah mengalami pertumbuhan cepat.
Gangguan keseimbangan air tanah akan berdampak pada menurunnya kemampuan air tanah dalam menyangga kehidupan penduduk kota. Hal ini karena meningkatnya ekploitasi air tanah dapat menurunkan jumlah cadangan air tanah di Kota (Todd, 2007). Oleh karena kebutuhan air senantiasa mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan perubahan sosial budaya di kota, maka pada umumnya semakin besar suatu kota akan semakin semankin besar eksploitasi air tanah, sehingga penduduk akan cenderung semakin sulit dalam mendapatkan air bersih (Konig, 2002).
Air tanah di kota merupakan salah satu sumberdaya alam terpenting, karena sampai saat ini air tanah masih menjadi sumber utama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk kota. Menurut Suripin (2002) ketergantungan sebagian besar penduduk kota pada air tanah tidak dapat dihindari, terbukti 60% penduduk Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada air tanah (KLH, 1991). Sebagai bandingan, di negara adi daya seperti Amerika Serikat pun 50% kebutuhan air penduduk masih dipenuhi oleh air tanah (Kodoatie, 1995). Oleh karena air tanah di daerah perkotaan dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai keperluan mulai domestik, industri, sampai irigasi (Kodoatie, 1995; Suwarno, 1996), maka jelas bahwa air tanah memiliki peran penting dalam mendukung kehidupan penduduk kota.
Tak dapat dipungkiri bahwa sesungguhnya air tanah merupakan berkah Robbi Ilahi yang tak ternilai. sumber air ini mudah didapat, murah, dan secara geografis di setiap kawasan memiliki sebaran relatif merata dibanding jenis sumber air lain; bahkan keberadaan air tanah sangat dekat dengan tempat tinggal penduduk. Oleh karena itu wajar jika air tanah difungsikan oleh penduduk sebagai sumber utama penyediaan air bersih di kota. Realitas ini benar-benar sangat meringankan beban pemerintah, karena dalam penyediaan air bersih bagi penduduk, pemerintah tidak perlu mengeluarkan dana yang terlampau besar untuk kepentingan pembangunan infrastruktur pengadaan air bersih. Penduduk kota dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan airnya dengan cara mengambil air yang berada di bawah tempat tinggalnya.
Pemanfaatan air tanah sebagai sumber air bersih cukup tepat karena air tanah selain ketersediaan cukup melimpah, juga memiliki kelebihan dibanding sumber air lain. Air tanah relatif memiliki kualitas lebih baik dan lebih aman dibanding sumberdaya air lain seperti air sungai. Menurut Amri (2005) dari 5.860 sungai yang tersebar di Indonesia, hanya 25% saja yang masih bisa diandalkan sebagai sumber air bersih layak konsumsi, itupun sebagian besar berada di kawasan Indonesia Timur terutama Papua. Sementara itu sumber air lain kondisinya juga kurang menggembirakan, misalnya sumber air mata air sekarang jumlahnya juga semakin terbatas, bahkan sebagian besar mata air sudah padam sebagai akibat terjadinya kerusakan hutan di daerah umpan (recharge area). Berdasarkan realitas tersebut, maka belakangan ini PDAM dalam mencari sumber-sumber air baru banyak memanfaatkan air tanah, terutama air tanah dalam.
D. Kerangka Pikir
Dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawab unit pelaksana teknis daerah wil VI Bulotomireng berpedoman pada peraturan pemerintah, dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai unit pengelola air, dari perundang-undangan tersebut unit pelaksana teknis daerah bulotimoreng mempunyai pegangan dan berdasar pada peraturan yang telah ditetapkan, begitu pula dengan persatuan petani pemakai air mempunyai pereturan-peraturan yang telah ditetapkan dalam perundang-undangan.Dengan faktor faktor pendukung yang ada.
Peraturan Pemerintah yang berupa kepres, perpu dan lain sebagainya. Maka kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut:









PERANAN BENDUNG UPTD WIL VI
BULOTIMORENG
 








PENINGKATAN P3A
 
                                                                                                           

                              
BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di UPTD Wilayah VI Bulotimoreng. Yang difokuskan di Kecamatan Pancarijang membawahi Dua Desa dan Dua Kelurahan Antara Lain : Desa Bulo, Desa Simae, dan Kelurahan Kadidi serta Kelurahan LalengBata. Dipilihnya lokasi ini karena Kelurahan Bulotimoreng mempunyai luas area irigasi kurang lebih 50 persen dari jumlah area irigasi UPTD Wilayah VI Bulotimoreng degan anggota P3A paling banyak berjumlah 51 Kelompok P3A.

B.     Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh Kelompok Tani yang ada di UPTD Bulotimoreng yang berjumlah 51 Kelompok Tani Pemakai Air yang terdiri dari 1 Ketua, 1 wakil Ketua, 1 Sekretaris dan 1 Bendahara yang beranggotakan 5 sampai 7 orang dan jumlah keseluruhan anggota yang ada 357 orang.

2.      Sampel
Sample yang digunakan dalam penelitian ini adaah Probability Samplling yaitu memberi peluang yang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample. Cara ini disebut Random Sampling. Cara ini dilaksanakan berdasarkan golongan yang mewakili yang diambil sebagai acak (random) dari bagian yang ada dalam populasi yang dipillih sebagai sample (responden) penelitian sebanyak 1 orang tiap kelompok tani, jadi jumlah responden seluruhnya adalah 51 orang.
C.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Wawancara
Teknik dilakukan dengan cara Tanya jawab langsung kepada responden
2.      Observasi
Adalah pengamatan langsung kelokasi lapangan enelitian
3.      Studi Dokumen
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data melalui dokumen yang tertulis dari hasil penelitian sebelum serta dokumen lain yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.

4.      Kuisioner
Adalah pengambil yang dilakukan dengan angket masing-masing dari responden.
D.    Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dikelola dan dianalisa dengan teknik static deskriftif dengan table presentase sesuai data yang terkumpul menurut angket masing-masing dari responden.















DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1996, “ Prosedur penelitian”. PT Rineka Cipta. Jakarta.
BMG. 2006, “ Iklim dan Curah Hujan”. BMG Tegal
BPS. 2005, “Penggunaan lahan Di Kecamatan Talang Dalam Angka”.Tegal
Cropwat. 1989. “ Petunjuk Perhitungan kebutuhan air irigasi”.
DPU Pengairan, 1987, “Aspek – Aspek Tehnik Jaringan Irigasi” Jakarta:
Dirjen Pengairan.
Hansen, Vaughn. 1986. “ Dasar-dasar dan Praktek Irigasi“. Erlangga.
Jakarta.
Kanisius. 1990, “ Budidaya Tanaman padi ”. PT AAK. Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G. 1991. “ Tehnologi Pengairan Pertanian Irigasi “. Bumi
Aksara. Jakarta
Najiyati, Sri .1993. “ Sistem Penyaluran Air dalam Dampak Petunjuk
Mengairi Tanaman “. Penebar Swadaya. Jakarta
Sayhun, Ersin, 1990, “Dasar – Dasar Hidrologi” Yogyakarta : Yogyakarta
University Press.
Suparyono & Setyono, Agus. 1993. " Padi ". Penebar Swadaya . Jakarta.
Soenarto, R. 1959, “ Pengairan “. PT. Soeroengan, Jakarta.
Suyono, Sosrodarsono dan Kensaku Takeda, 1987, “Hidrologi Untuk
Pengairan”, Jakarta: PT. Pradya Paramita
Wilson. Em, 1973, “Hidrologi Tehnik; Edisi Keempat”, Bandung: ITB

1 komentar:

  1. Jurusan apa tu di STISIP? Pertanian, atau pengairan? kok skripsinya masalah gitu?

    BalasHapus